-->

Cermin(Cerita Mini) Cinta Datang Terlambat

CINTA DATANG TERLAMBAT


Brakkk !!!

Tubuhku terlempar ke belakang setelah suara mobil berderu meninggalkan ku yang mengucurkan banyak darah akibat kepalaku yang menghantam batu dengan keras. Ku rasakan cairan merah kental meleleh semakin banyak pada beberapa bagian tubuh ku. Aku melihat samar samar pada banyak orang yang mengerubungiku dan salah satu nya menghampiriku sebelum kegalapan merenggut ku. Tidak bebar benar merenggutku karna aku masih merasakan sebuah tangan mengangkatku dengan lembut kedalam dekapannya, hangat, nyaman, itu yang aku rasakan. Tuhan, jika ini benar benar nyata. Dapat kah kau hentikan waktu ini sejenak untuk menahan ku dalam dekapannya sebelum malaikatmu menjemputku, dapatkah kau berikan aku waktu untuk lebih lama merasakan hangatnya pelukannya, hal yang ku pikir tak akan bisa ku dapatkan walau dalam mimpi ,tapi sekarang ini benar benar terjadi nyata dalam setengah kesadarannku.

Dinginnya butiran air menetes pada keningku, aku berusaha membuka mataku dengan susah payah dan melihat wajahmu, wajah yang selama ini ku kagumi hanya dari jauh dan kini kau ada di depan ku, di depan mataku. Mata itu meneteskan air mata yang tak seharusnya kau keluarkan, terutama untuk ku. Entah dari mana kekuatan di tangan ku tiba tiba terangkat dan menghapusnya. Menyentuh wajahmu untuk pertama kalinya. Mataku kembali tertutup dan begitu sulit untuk ku buka.

♥♥♥
 "Hei, pliss jangan bercanda. Lo masih kuat kan, gue tau lo." Tangan hangatmu menggenggam tangan dingin ku, menempelkannya pada wajahmu hingga aku dapat merasakan air matamu yang terus mengalir. Maaf, aku tak memiliki daya lagi untuk menjawabmu. "Hei, lo denger gue kan. Kanapa sih lo harus kayak gini ?"

Ya aku mendengarmu. Bahkan aku sangat bahagia mendengarmu yang memang bicara pada ku, untuk pertama kalinya.

"Gue tau lo denger gue, pliss jawab gue"

"LO DENGER GUE KAN, PLISSS JAWAB GUE, GUE DISINI BUAT LO !!!! cuma buat lo, sorry.. "

Kamu berteriak bagaikan aku memang tak menganggapmu, tapi kamu salah , aku mendengarmu, mendengar setiap kata yang kamu ucapkan. Bahkan suaramu bergetar di akhir kalimat.

"Gue tau, kalo misalkan lo lagi bangun di samping gue lo pasti bakalan seneng dengerin gue ngomong" Aku masih diam terpaku tak bisa bergerak, tak bisa bersuara. Tapi aku masih bisa merasakan kehadiran mu walau dengan mata tertutup.

"Gue tau, lo nge–stalk gue kan dari dulu"

"Asal lo tau, gue bukan ga peka sama elo yang selalu merhatiin gue dari jauh."

"Gue tau semua itu" Kamu tertawa kecil tanpa humor.

"Gue cuma takut, setelah kita deket , perhatian yang selama ini lo lakuin jadi ilang. gue cuma takut kalo lo gak merhatiin gue lagi, gue takut kalo lo gak senyum lagi pas liat tingkah gue. Gue mau miliki itu selamanya dari lo"

"Gue sadar gue nyiksa lo dengan cara gue. Silahkan bilang gue egois, silahkan. Gue emang egois, gue emang pecundang, gue emang brengsek"

Aku mendengarkan mu, kata demi kata yang kau ucapkan dan cairan bening yang masih meneres dari matamu.

"Plis dengerin gue, gue sayang sama lo, kalo lo denger gue plis buka mata lo. Lakuin itu buat gue, gue mohon"

Aku mendengarmu sesengukan. "Gue sayang sama lo..." Sebuah kecupan mendarat di keningku.

Kenapa baru sekarang kamu mengatakannya, saat aku sudah tak mampu lagi berbuat apa apa bahkan untuk membalas perkataanmu atau bahkan hanya untuk tersenyum. Jauh dalam lubuk hati ku aku tersenyum kecil mendengar apa yang kamu katakan.

"Gue tau gue telat, sorry. Plis jangan pergi, gue sayang elo. Gue pengen habisin waktu berdua sama lo. Bangun ya."

Ya, aku ingin bangun, aku ingin memelukmu untuk yang terakhir kali, aku ingin menghabiskan detik terakhirku bersamamu. Aku ingin semua itu. Dekapan mu terasa membelaiku dalam hangat.

"Gue gak akan biarin lo pergi. Kalau pun lo pergi hati gue bakalan gue jaga buat lo. Dan gue gak yakin bakal ada orang lain yang bisa buka hati gue . Karna gue sayang lo."

Kamu mempererat dekapan mu . aku tak bisa berkata, hanya saja air mata ini tiba tiba menetes lewat mataku yg tertutup. Aku benar benar bersusah payah menyunggingkan sebuah senyum kecil hanya sekedar untuk membuat mu bahagia. Mungkin itu hal terakhir yg bisa ku lakukan untuk mu. Dan aku bahagia telah mencintaimu. Aku bahagia dalam sakitku yang nenusuk. Rasa sesak seketika menyerangku aku yakin ini adalah akhirku, dan sebentar lagi elektrokardiograf itu akan berbunyi datar tanpa jeda. Tapi aku bahagia.

Terima kasih untuk yang kau ucapkan tadi. Terima kasih sudah membalas perasaanku ku. Walau hanya ku rasakan sebentar.

Aku menyayangimu. Selamanya akan tetap begitu. Selamat tinggal,,

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel